BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kegiatan yang harus
dilakukan manusia dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dalam dirinya.
Proses belajar juga dapat terjadi melalui pengalaman – pengalaman yang telah
kita lalui, seperti yang dikatakan James O.Wittaker, “learning may be defined
as the process by which behavior organites or is altered through training or
experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Setelah kita melakukan
proses belajar maka kita akan mendapatkan hasilnya.
Hasil belajar sangat menentukan kehidupan
kita kedepannya, maka dari itu penelitian ini ingin melihat bagaimana aktivitas
siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan
angket yang berisi beberapa pertanyaan yang berintikan aktivitas apa saja yang
dilakukan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi, sehingga siswa /
responden memberikan jawaban dan itu merupakan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yang kemudian akan dikelola sedemikian rupa.
Permasalahan yang timbul dalam melakukan penelitian ini adalah membuat
responden menjawab dengan jujur dan sebenar – benarnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang
masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.
Apa faktor penentu hasil belajar siswa
2.
Apa saja yang harus dilakukan siswa
dalam mencapai hasil belajar yang maksimum
3.
Bagaimana persiapan siswa dalam
mencapai hasil belajar maksimum
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar
belakang masalah, identifikasi masalah maka dapat dirumuskan yaitu sejauh
manakah aktivitas / persiapan siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam dalam mencapai
hasil belajar yang maksimum.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana hasil siswa
dalam mengikuti setiap mata pelajaran.
2.
Untuk mengetahui apa – apa saja
aktivitas siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal pada setiap mata
pelajaran.
3.
Untuk mengetahui keberhasilan siswa
dalam mengikuti setiap mata pelajaran.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini
memberikan manfaat, sebagai berikut :
1.
Sebagai acuan siswa dalam mencapai hasil
belajar yang maksimum.
2.
Untuk membantu guru melihat bagaimana
aktivitas yang telah dilakukan siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimum
dalam setiap mata pelajaran.
3.
Mahasiswa calon guru BK akan lebih mudah
dalam mengatasi masalah – masalah yang dihadapi siswa dalam mencapai hasil
belajar yang meksimum.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1
Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “
hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk
memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu
pengertian “ hasil “ dan “ belajar”.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hasil merupakan sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh
usaha (tanam – tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dsb) Menurut Djamarah
(2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah
dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah
prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan
keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang
mampu untuk mancapainya.
Sedangkan belajar menurut Cronbach di dalam bukunya
yang berjudul Educational Psychology menyatakan bahwa : learning is shown by a change in behavior as a result of experience.
Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik – baiknya adalah dengan mengalami;
dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan pancainderanya. Sesuai dengan
pendapat ini adalah pendapat Harold Spears . Spears menyatakan bahwa: learning is a change in performance as a
result of practice.
Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa, belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan
perubahan itu disebabkan karena adanya dukungan dari lingkungan yang positif
yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan itu terjadi secara
menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Tetapi kadang – kadang
hanya Nampak salah satu domain saja. Perubahan belajar itu sendiri tidak
berdasarkan naluri tetapi melalui proses latihan.
Menurut Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman sedangkan menurut James
O.Wittaker, “learning may be defined as
the process by which behavior organites or is altered through training or
experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Semua defenisi yang telah dikemukakan itu diberikan oleh ahli – ahli
yang berbeda pendiriannya, berlain – lain titik tolaknya. Kalau kita simpulkan
defenisi – defenisi yang lain, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
aktivitas yang dilakukan individu untuk menghasilkan peubahan tingkah laku
melalui proses latihan dan pengalaman yang didapat dari lingkungan sekitar
individu tersebut melalui pancainderanya.
Maka dari itu dapat disimpulkan pula defenisi hasil belajar yaitu prestasi
atau kemampuan baru yang didapat dari proses aktivitas yang dilakukan individu
dalam menghasilkan perubahan perilaku yang baru. Kemampuan baru yang didapat
individu tersebut dpat berupa informasi, ketrampilan, dan sikap. Seperti yang
diutarakan oleh Gagne.
Gagne membagi hasil belajar menjadi lima bagian yaitu : 1) Informasi
verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik
lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi, simbol, pemecahan
masalah, maupun penera pan aturan. 2) Penerapan intelektual yaitu
kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri
dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif
yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima
atau menolak objek berdasarkan penilaian objek tersebut.
Hasil belajar menurut Gagne merupakan sebagian besar yang kita peroleh
dari setiap pengalaman dan proses latihan. Pendapat Gagne tentang hasil belajar
tersebut masih dianut sampai sekarang. Perwujudan hasil belajar akan selalu
berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran, sehingga diperlukan adanya
teknik dan procedure evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses
dan hasil belajar.
2.1.2
Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor –
faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua bagian kelompok, yaitu faktor
dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar diri (eksternal).
1. Faktor dari dalam
diri (internal)
Faktor dari dalam diri yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan,
kebiasaan siswa tersebut dan faktor psikologisnya. Siswa yang memiliki
intelegensi yang rendah, tidak dapat dipaksakan untuk mendapatkan hasil belajar
yang maksimum dan salah satu hal yang harus paling ditanamkan dalam diri siswa
adalah bahwa belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya sendiri
bukan untuk orang lain dan untuk masa depannya.
Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau
tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari. Minat inilah yang harus
dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Minat, motivasi dan perhatian siswa
dapat dikondisikan oleh guru, dengan berbagai cara ataupun metode pembelajaran
yang unik. Kecakapan belajar individu dalam menerima materi sangat berbeda –
beda ada yang cepat, sedang dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan
siswa berdasarkan penerimaan, msaknya proses pemahamannya harus dengan cara
perantara visual, audio ataupun audiovisual dan atau harus dibantu dengan alat/media
lainnya.
2. Faktor dari luar
diri (eksternal)
Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar),
lingkungan keluarga, program sekolah, guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman
sekolah/sebaya. Guru adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap proses
ataupun hasil belajar siswa, sebab guru adalah orang yang mengatur siswa dalam
proses pembelajaran. Jika guru tidak dapat mengatur kelas maka proses
pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan baik. Dari variable guru yang
paling dominan dalam mempengaruhi proses pembelajaran adalah kualiatas
pengajarannya atau kompetensi professional yang dimilikinya. Artinya kemampuan
dasar yang dimiliki guru baik di bidang kognitif seperti penguasaan bahan,
bidang sikap seperti mencintai profesi dan perilaku seperti ketrampilan
mangajar, menilai hasil belajar siswa dan sebagainya. Hasil penelitian Nana
sudjana (1987) menunjukan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi
guru dengan rincian; kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43% dan
penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan sebesar 32,58% dan sikap guru
terhadap mata pelajaran memberikan sumabangan sebesar 8,60%.
Disamping factor guru, kualitas pengajaran dipengaruhi oleh
karakteristik kelas. Variable karakteristik kelas antara lain adalah :
1. Besarnya kelas.
Artinya banyak sedikitnya jumlah siswa yang belajar. Pada umumnya ratio yang
digunakan adalah 1:40 artinya 1 orang guru melayani 40 orang siswa.
2. Suasana belajar.
Suasana belajar yang demokratis akan memberikan peluang hasil belajar yang
optimal, dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku, disiplin yang ketat
dengan otoritas yang ada pada guru. Siswa
belajar, mengajukan pertanyaan/pendapat, berdialog dengan teman sekelas
dan lain – lain. Perasaan cemas dan khawatir pada diri siswa sering tidak
menumbuhkan kekreatifan belajar siswa
3. Fasilitas dan
sumber yang tersedia. Kelas harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi
siswa. Artinya kelas harus menyediakan berbagai sumber belajar, seperti buku
pelajaran, alat peraga dan lain – lain. Disamping itu harus diusahakan agar
siswa diberi kesempatan untuk berperan sebagai sumber belajar.
Factor lain yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa
adalah karakteristik sekolah yaitu yang berkaitan dengan disiplin sekolah,
perpustakaan nyang ada di sekolah,
letak geografis sekolah, lingkunagn sekolah, estetika dalam arti sekolah dapat
memberikan perasaan nyaman dan kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur.
2.1.3 AKTIVITAS BELAJAR
Aktivitas
belajar setiap individu adalah sangat bermacam – macam. Belajar dapat pula
dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses
melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak,
dan latihan. Banyak aktivitas – aktivitas yang oleh hampir setiap orang dapat
disetujui kalau disebut aktivitas belajar, seperti misalnya mendapatkan
pengetahuan baru tentang sesuatu hal, menghafal syair, nyanyian dan sebagainya.
Aktivitas
belajar diperlihatkan oleh adanya perubahan perilaku. Bentuk perubahan perilaku
sebagai hasil belajar dapat bersifat fungsional-struktural,
material-substansial, dan behavioral (Abin Syamsuddin Makmun, 2004:167). Dalam
konteks pembelajaran, aktivitas belajar dan perubahannya memiliki indikator
yang juga dapat diukur melalui cara-cara tertentu.
Ada
beberapa aktivitas belajar yang tidak begitu jelas apakah itu tergolong sebagai
perbuatan belajar; seperti misalnya mendapatkan bermacam – macam sikap sosial
(misalnya prasangka), kegemaran, pilihan dan lain – lainnya. Selanjutnya ada
beberapa hal yang kurang berguna yang juga terbentuk pada individu, seperti
misalnya tics, gejala – gejala
autistic, dan sebagainya, apakah hal – hal yang dikemukakan paling akhir itu
tergolong pada hal belajar, sukar dikatakan.
Ada
juga empat hal aktivitas dasar individu dalam konteks ini ialah siswa dalam hal
belajar, yaitu : learning to know,
learning to do, learning to live together dan learning to be.
Learning to know
artinya belajar untuk mengetahui; pada aktivitas ini siswa melakukan aktivitas pemahaman tentang materi
pembelajaran agar ia mengetahui dan memahami substansi yang terdapat dalam
materi pembelajran tersebut.
Learning to do artinya
belajar untuk berbuat; dalam konteks ini siswa akan belajar membuat sesuatu hal
terhadap dirinya maupun orang lain seperti halnya mengerjakan, menerapkan,
menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, pengamatan dan sejenisnya,
sehingga dari perilaku membuatnya tersebut siswa akan belajar dari pengalam
yang ia jalani dan akan dapat merubah
perilaku siswa tersebut.
Learning to live together artinya
belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target aktivitas ini adalah siswa
memiliki kemampuan untuk hidup bersama artinya mampu hidup dalam berkelompok.
Dalam hal ini siswa akan membentuk kelompok yang sesuai dengan konsep dirinya
dan siswa akan memiliki pengalaman melakukan tanggung jawab dalam kelompok dan
akan melakukan perubahan tingkah laku untu menerapakan sikap toleransi,
memahami asas dalam kelompok serta memahami dan merasakan kesulitan orang lain.
Learning
to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi taget
dalam aktivitas belajar ini adalah siswa akan mencoba untuk tetap menjadi dirinya sendiri yang sesuai dengan
minat, bakat, potensi dan kemampuannya. Hasil belajar dari aktivtas ini benar –
benar bermakna dalam kehidupan siswa maupun orang lain, sehingga dapat
mengantar siswa menjadi manusia yang mandiri.
2.1.4 Tipe Belajar
Dalam mencapai proses dan hasil belajar yang optimal, kita
perlu mengenal beberapa tipe belajar. Gagne (1970) menentukan ada 8 tipe hasil
belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu antara lain :
a. Belajar melalui
isyarat ( Signal Learning)
Belajar isyarat merupakan satu tipe belajar
yang dapat membentuk perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk
sikap tertentu, tetapi respon yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas
bahkan emosional.
b. Belajar melalui
rangsangan tindak balas ( Stimulus-Respon
Learning)
Belajar melalui rangsangan tindak balas
merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui
pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak balas (respon).
Pembentukan kemampuan siswa tidak diperoleh secara tiba – tiba akan tetapi
harus dilakukan melalui latihan – latihan. Respon tersebut bersifat spesifik,
jelas ndan dapat diperkuat dengan reward.
c. Belajar melalui
perangkaian (Chaining Learning)
Belajar melalui perangkaian merupakan tipe
belajar yang dapat membentuk perilaku melalui beberapa stimulus-respon yang
berangkai; dalam bahasa contohnya “Ibu-Bapak”,”kampung-halaman”, juga dalam
perbuatan kita terdapat chaining, contoh : dari pulang tugas mengajar, buka
sepatu, menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
d. Belajar melalui
perkaitan verbal (verbal association
learning)
Belajar melalui perkaitan verbal suatu tipe
belajar yang dapat membentuk perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan verbal
ini bisa mdimulai dari yang sederhana, misalnya, bila siswa diperlihatkan wujud
bentuk geometris kemudian siswa dapat menyebutnya “bujur sangkar” . tipe
belajar ini dibentuk melalui stimulus-respons.
e. Belajar melalui
membeda – bedakan (Descrimination
Learning)
Tipe belajar ini membentuk perilaku dengan
membeda – bedakan objek yang abstrak maupun konkrit. Siswa dapat membedakan
sesuatu yang berkaitan dengan ruang, bentuk, peristiwa, gambar atau lambing.
Dengan tipe ini belajar siswa dapat belajar secara sintesis karena dapat
membeda – bedakan beberapa objek.
f. Belajar melalui
konsep (Concept Learning)
Tipe belajar ini merupakan pembentukan
perilaku melalui pemahaman tentang benda, peristiwa, kategori, dan suatu
kelompok. Yang dimaksud konsep di sini adalah konsep menurut defenisi. Contoh
dalam matematika akar, bilangan imajiner dan negative. Dalam bahasa misalnya
subjek ddan objek.
g. Belajar melalui
aturan – aturan (Rule Learning)
Tipe belajar ini dapat membentuk perilaku
melalui aturan – aturan. Belajar melalui aturan merupakan proses belajar yang
membentuk kemampuan siswa supaya memahami aturan – aturan dan mampu
menerapkannya. Belajar melalui aturan berarti belajar melalui dalil-dalil,
rumus – rumus dan ketentuan. Untuk melaksanakan belajar, siswa harus memahami
terlebih dahulu tentang konsep – konsep yang berkaitan dengan aturan – aturan
tersebut. Siswa akan memahami belajar melalui aturan, bila siswa sudah memahami
konsep – konsep yang berkaitan dengan aturan tersebut.
h. Belajar melalui
pemecahan masalah (Problem Solving
Learning)
Tipe belajar ini dapat membentuk perilaku
melalui kegiatan pemecahan masalah. Tipe belajar ini merupakan tipe belajar
yang dapat membuat siswa berfikir ilmiah dan kritis myang termasuk pada belajar
yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi. Tipe belajar ini memberikan
pemahaman yang lama jika dibandingkan dengan tipe belajar yang lainnya. Siswa
dapat melakukan tipe belajar ini apabila ,siswa sudah memahami dan menerapkan
tipe belajar.
2.2 KERANGKA KONSEPTUAL
Setelah melakukan proses belajar maka akan diperoleh
hasil belajar, hasil belajar merupakan segala sesuatu nyang didapat setelah
melakukan proses pembelajaran, seperti prestasi ataupun perubahan tingkah laku
yang baru. Hasil belajar juga merupakan penentu sudah seberapa besar usaha
siswa dalam mengikuti pembelajaran atau seberapa serius siswa mengikutinya.
Hasil belajar juga dapat diperoleh melalui pengalaman siswa dan latihan.
Pengalaman yang baik akan memberikan pembelajaran yang baik pula bagi siswa
sehingga siswa akan memberikan respons perubahan tibgkah laku yang baik.
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
factor dari dalam diri dan dari luar diri siswa. Siswa yang memiliki minat dan
motivasi yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran maka ia akan memperoleh
hasil yang baik tetapai jika siswa tidak memiliki minat dan motivasi dari dalam
dirinya maka hasil yang diperolehnya akan buruk. Factor lingkungan sekitar juga
mempengaruhi karena jika lingkungan tidak mendukung proses pembelajaran maka
proses tersebut tidak akan berjalan dengan baik sehingga tidak akan memberikan
hasil yang baik pula.
Berkaitan dengan hal tersebut, diri siswa dan
lingkungan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut, sehingga
orang – orang sekitar siswa harus dapat membantu siswa dalam membangkitkan
semangat siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimum.
Hasil belajar yang maksimum akan diperoleh siswa
jika ia melakukan aktivitas belajar yang sungguh – sungguh, tetapi jika siswa
tidak sungguh – sungguh dalam belajar maka hasil yang diperolehnya tidak akan
maksimum. Maka dari itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimum siswa dapat
menggunakan beberapa tipe belajar yang sesuai dengan keadaan dirinya dan harus
serius dalam melakukan tipe belajar tersebut.
2.3 HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu jawaban syang bersifat
sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Hipotesis yang peneliti berikan adalah H0: tidak ada pengaruh aktivitas belajar
terhadap hasil belajar siswa.
Ha: siswa yang
melakukan aktivitas dengan sungguh – sungguh akan memperoleh hasil yang
maksimum.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di Sekolah SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Kelas X-3 Kabupaten Deli Serdang. Pada tanggal 26 April
2013 Tahun Ajaran 2012/2013.
3.2
Metodologi
Penelitian
Metodologi
penelitian adalah bagaimana suatu penelitian dilakukan. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kualitatif.
3.3
Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-3 SMA Negeri 2 Lubuk Pakam sebanyak
36 siswa. Oleh karena populasi sedikit maka populasi dalam penelitian ini
sekaligus menjadi sampel penelitian / sampel total.
3.4
Instrumen
Penilaian
Instrumen
penilaian merupakan langkah yang cukup penting dala proses penelitian karena
pada umumnya data dikumpulkan melalui prosedur penelitian. Dalam penelitian ini
untuk memperoleh data yang dipergunakan alat pengumpul data seperti angket.
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari sejumlah responden dalam arti laporan yang sesuai dengan
pribadinya atau hal – hal yang diketahuinya. Adapun angket yang dipergunakan
bersifat langsung. (arkuinto, 1999) menyatakan kuesioner (angket) dikatakan
bersifat langsung jika kuesioner tersebut diisi langsung oleh orang yang akan
diminta jawaban.
3.5
Tehnik
Pengumpulan Data
Data dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan angket bersifat langsung. Adapun
langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Merancang
kisi – kisi angket
2. Membuat
angket
3. Angket
disebarkan secara langsung kepada siswa kelas X-3 SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
4. Menarik
kesimpulan dari hasil angket
3.6 Analisis Data
Untuk
mendapatkan hasil dari penelitian maka dilakukan analisis data dengan cara
menganalisis angket secara subyektif dan mempresentasikannya dalam bentuk
frekuensi dan persentase. Dalam mencari persentase digunakan rumus rata – rata.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Berdasarkan
angket yang penulis berikan kepada 36 siswa di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, maka
diperoleh data bahwa siswa yang melakukan aktivitas belajar pada malam hari
sebanyak 34 siswa dari 36 siswa atau sebesar 94,44% , sedangkan 2 orang siswa
menyatakan bahwa mereka belajar pada saat sore hari sehabis pulang sekolah
dengan persentase sebesar 5,56%. Siswa yang melakukan aktivitas belajar pada
malam hari atau siang hari, melakukan aktivitas belajarnya selama 1 jam dengan
persentase 27,77% atau 10 orang dari 36 orang, untuk yang lebih dari 1 jam
yaitu sebesar 52,78% atau 19 siswa dari 36 siswa sedangkan yang belajar kurang
dari 1 jam sebanyak 7 orang atau sebesar 19,45%.
No
|
Waktu Belajar
|
Jumlah
Siswa
|
Persentase
|
1
|
Pagi
Hari
|
-
|
-
|
2
|
Sore
Hari/Pulang Sekolah
|
2 Siswa
|
5,56%
|
3
|
Malam
Hari
|
34 Siswa
|
94,44%
|
No
|
Lama Belajar
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
>1 Jam
|
19 Siswa
|
52,78%
|
2
|
1 Jam
|
10 Siswa
|
27,77%
|
3
|
<1 Jam
|
7 Siswa
|
19,45%
|
No
|
Kegiatan Belajar Efektif
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Membaca
Materi Pelajaran
|
21 Siswa
|
58,33%
|
2
|
Mengerjakan
Tugas – Tugas sekolah
|
12 Siswa
|
33,33%
|
3
|
Menyusun
Roster & Berdoa
|
3 Siswa
|
8,33%
|
No
|
Usaha Menghadapi Kesulitan
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Bertanya
Pada Guru
|
10 Siswa
|
27,77%
|
2
|
Kerja
Kelompok Dengan Teman-teman
|
14 Siswa
|
38,88%
|
3
|
Bertanya
Pada Pengajar Bimbingan Belajar
|
5 Siswa
|
13,88%
|
4
|
Bertanya
Pada Keluarga
|
7 Siswa
|
19,44%
|
No
|
Hasil Belajar
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Sangat
Memuaskan
|
-
|
-
|
2
|
Memuaskan
|
20 Siswa
|
55,55%
|
3
|
Cukup
|
10 Siswa
|
27,77%
|
4
|
Tidak
Memuaskan
|
6 Siswa
|
16,66%
|
- Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respons yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk prilaku tertentu shaping. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah factor pengutan (reinforcement). Kemampuan tidak diperoleh dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan, respon dapat diatur dan dikuasai, respon diperkuat dengan imbalan atau reword.
- Belajar merantaikan (chaining) . Tipe belajar ini merupakan cara belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik, sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
- Belajar asosiasi verbal (verbal association). Tipe belajar verbal association merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaiakn sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
- Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar discrimination memberikan reaksi yang berbeda-beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
- Belajar konsep (cocept learning). Belajar mengklasifikasikan stimulus, atau menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
- Belajar dalil (rule learning) tipe belajar learning merupakan tipe belajar untuk menghasilakan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan bebrapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
- Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe belajar prolem solving merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbenuk kaedah yang lebih tinggi.
NIM : 1123151021
Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Tabel
1 : Persentase Waktu Belajar Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
Tabel
2 : Persentase Lama Belajar Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
Indicator
lain untuk mencapai hasil belajar yang maksimum adalah mempersiapkan diri
belajar secara efektif. Siswa di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam melakukan kegiatan
mempersiapkan diri belajar secara efektif dengan berbagai kegiatan yaitu membaca
materi pelajaran sebesar 58,33% atau 21 siswa dari 36 siswa kelas X3 di SMA
Negeri 2 Lubuk Pakam, sedangkan untuk siswa yang mempersiapkan diri belajar
secara efektif dengan mengerjakan tugas – tugas sekolah sebesar 12 siswa atau
sebesar 33,33%, untuk yang lainnya yaitu sebesar 8,33% dengan melakukan
kegiatan berupa menyusun roster dan berdoa.
Tabel
3 : Persentase Kegiatan Belajar Efektif SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
Belajar
merupakan kegiatan yang kompleks sehingga akan sering timbul kesulitan, maka
dari siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam melakukan berbagai kegiatan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam melakukan kegiatan bertanya
pada guru sebesar 27,77% atau sebesar 10 siswa dari 36 siswa di SMA Negeri 2
Lubuk Pakam. 14 siswa dari 36 siswa di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam atau sebesar
38,88% lebih memilih kerja kelompok dengan teman – teman sebayanya yang lebih
mengetahui materi pelajaran. Sedangkan yang
lebih memilih bertanya kepada pengajar khursus bimbingan belajar sebesar
5 orang atau sebesar 13,88% sedangkan cara mengatasi kesulitan dengan bertanya
kepada keluarga seperti orang tua ataupun saudara sebesar 19,44%.
Tabel
4 : Persentase Usaha Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Dalam Menghadapi Kesulitan
Setelah
Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam melakukan kegiatan belajar, maka mereka akan
memperoleh hasil belajar berupa nilai raport. Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
memperoleh hasil yang memuaskan sebesar 55,55% yaitu 20 orang dari 36 siswa,
sedangkan yang mendapat kategori cukup sebesar 27,77% atau 10 siswa dari 36
siswa di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam. Kategori tidak memuaskan sebesar 6 siswa
atau sebesar 16,66% sedangkan untuk kategori yang sangat memuaskan sebesar
0,00% di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.
Tabel
: Persentase Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
4.2
Pembahasan
Penelitian yang dilakukan kepada siswa SMA Negeri 2 Lubuk
Pakam Kelas X-3 sebanyak 36 responden terhadap indikator hasil belajar.
Menurut
Gagne untuk mencapai hasil belajar yang maksimal harus melakukan 8 tipe belajar
yaitu sebagai berikut :
1. Belajar Isyarat (signal learning). Ternyata tidak
semua reaksi spontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan
respons. Dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang
guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh
tangan diangkat kemudian diturunkan.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan terhadap siswa kelas
X-3 di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, maka dapat disimpulkan yakni :
1. Hasil
belajar yang didapat oleh Kelas X-3 di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam sudah dapat
dikategorikan baik berdasarkan hasil data yang diperoleh.
2. Pesiapan
siswa kelas X-3 SMA Negeri 2 Lubuk Pakam untuk mencapai hasil yang maksimum
tergolong baik dapat dilihat dari cara belajar efektiif yang mereka lakukan dan
keinginan mereka menyelesaikan kesulitan dalam belajar.
3.
Hasil belajar yang maksimum yang didapat
Kelas X-3 SMA Negeri 2 Lubuk Pakam diperoleh dari kesiapan mereka dalam
mengikuti proses belajar.
5.2 Saran – saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan
maka diajukan saran – saran sebagai berikut:
1. Disarankan
kepada siswa agar meningkatkan waktu dalam melakukan proses belajar.
2. Siswa
disarankan agar menambah kegiatan belajar efektif dalam mencapai hasil yang
maksimum
3. Guru
SMA Negeri 2 Lubuk Pakam disarankan dalam melakukan evaluasi belajar agar
sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Kepada
orang tua agar memperhatikan anaknya dalam melakukan proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata,
2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Muhibbin,
Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana,
N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suryabrata, S. 1998. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada .
Winkel, WS 1997. Psikologi
Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Ardial.
2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Dan
Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah). Medan: Kencana.
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA
DI SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM
Oleh :
Indra
Sinaga
MINI RISET
Diajukan Untuk Menyelesaikan Tugas
BK Belajar
JURUSAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2013
x
assalamualaikum ...
BalasHapusboleh nggak saya minta file lengkapnya ...
kalo boleh tolong kirimkan ke e-mail saya mohammedelbahrumi@gmail.com
Artikel yang bagus, izin sharing Admin Download PKP DAN PTK LENGKAP DI WWW.PKP-LENGKAP.COM atau kontak 081318014989
BalasHapus